Selasa, 12 April 2011

Jenis Kayu dan Filosofisnya yang Digunakan dalam Pembuatan Rumah Tradisional Bali

Oleh
Alit Adi Sanjaya


     Rumah tradisional masyarakat Bali memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan. Bagi masyarakat Bali, mendirikan sebuah rumah sangat mementingkan keseimbangan dan keselarasan dengan alam. Dalam pembuatan rumah tradisonal Bali ini, para undagi biasanya akan menggunakan kayu-kayu yang berbeda sesuai dengan tempatnya dalam rumah tersebut. hasil wawancara penulis dengan nara sumber, dapat penulis paparkan bahwa ada beberapa jenis kayu yang penting dalam pembuatan rumah. Adapun jenis kayu tersebut adalah:

1.   Kayu yang digunakan untuk Pura (Parhayangan)
Kayu yang digunakan untuk pelinggih atau Parhayangan adalah kayu yang dianggap ”spesial” bagi masyarakat Bali, karena ada makna terpenting yang terkandung kayu tersebut. kayu yang sering digunakan adalah kayu cempaka (Michelia champaca L.), kayu majegau (Dysoxylum caulostachyum Miq.), dan kayu cendana (Santalum album L.). (Klasifikasi terlampir.)
Kayu cempaka (Michelia champaca L.) banyak digunakan dalam pembuatan pelinggih karena kayu ini memiliki aroma yang wangi. Kemudian bunga dari bunga ini biasanya digunakan untuk keperluan upacara keagamaan. Selain itu, kayu cempaka ini merupakan kayu peragan bhatara Siwa. Biasanya yang diguanakan adalah jenis cempaka kuning, dan kayu yang pohonnya yang sudah usianya lebih dari 10 tahun. Menurut klasifikasi kayu menurut masyarakat Bali, kayu cempaka ini termasuk kayu golongan arya, artinya kayu ini biasanya digunakan dalam membuat ”lambang atau ige-ige”.
Kayu cendana juga sangat disakralkan oleh masyarakat Bali, dimana kayu cendana (Santalum album L.) ini digunakan dalam pembuatan pelinggih karena kayu ini menghasilkan aroma yang sangat wangi, sehinngga kayu ini bagus untuk digunakan di tempat-tempat suci. Selain digunakan dalam pembuatan pelinggih, kayu cendana ini juga dapat digunakan dalam pembuatan pratima, dimana kayu ini merupakan peragan dari bhatara Paramasiwa. Dalam klasifikasi kayu menurut orang Bali, kayu cendana ini termasuk golongan kayu prabu, artinya kayu ini biasanya digunakan untuk membuat langit-langit dalam suatu pelinggih.
Jenis kayu yang tidak kalah penting yang diguankan dalam pembuatan pelinggih adalah kayu majegau (Dysoxylum caulostachyum Miq.). Dimana kayu ini banyak digunakan karena kayu ini memiliki aroma yang sangat wangi. Kayu ini digolongkan kedalam jenis kayu Demung. Dimana kayu ini biasanya digunakan untuk membuat sesaka. Kayu majegau ini dalam pembuatan pretima, merupakan peragan dari Sadasiwa.

2.   Kayu yang digunakan untuk perumahan (Bale pesarean)
Kedudukan bale pesarean dalam sistem perumahan di Bali lebih rendah dibandingkan dengan kedudukan parhayangan atau pelinggih. Sehingga jenis kayu yang digunakan pun berbeda. Adapun jenis-jenis kayu yang dapat digunakan dalam pembuatan bale pesarean adalah jenis kayu jati (Tectona grandis L.), kayu nangka (Artocarpus integra merr.), sentul, dan lainnya. (Klasifikasi terlampir.)
Kayu jati (Tectona grandis L.) digunakan karena memiliki struktur kayu yang sangat kuat, sehingga kokoh untuk menopang bangunan. Selain itu, kayu jati ini juga terkenal sebagai kayu yang awet, dan tahan terhadap serangan rayap. Kayu jati ini termasuk golongan kayu patih, artinya kayu ini biasanya digunakan dalam pembuatan saka.
Sama halnya dengan kayu jati, kayu nangka (Artocarpus integra merr.) juga banyak digunakan dalam pembuatan bale pesarean, mengingat kayu nangka ini memiliki struktur yang sangat kuat dan tidak terlalu berat seperti kayu jati, sehingga biasanya digunakan dalam membuat langit-langit (kayu prabu). Sama halnya dengan kayu jati dan kayu nangka, kayu sentul juga banyak digunakan dalam pembuatan bale pesarean, mengingat kayu ini memiliki struktur yang kuat dan tahan terhadap serangan rayap. Kayu sentul ini digolongkan kedalam golongan kayu pangalasan.

3.   Kayu yang digunakan untuk dapur (Paon)
Dapur (paon) yang merupakan bagian dari suatu perumahan memiliki tempat tersendiri dan juga dalam pembuatannya menggunakan kayu yang berbeda dengan kayu yang digunakan dalam membuat pelinggih maupun bale pesarean. Jenis kayu yang biasanya digunakan adalah jenis kayu wangkal (Abizia procera Roxb.), kayu juwet (Syzygium cumini Linn.), kayu klampuak (Syzygium zollingeriamun (Miq.) Amsh.). (Klasifikasi terlampir.)
Kayu ini dapat digunakan karena kayu ini memiliki struktr kayu yang sangat kuat dan tahan lama. Kayu wangkal digolongkan kedalam kayu prabu, dan digunakan dalam membuat langit-langit atau atap. Kayu klampuak termasuk golongan jenis kayu patih dimana digunakan dalam membuat saka atau tiang penyangga. Dan kayu juwet termasuk kedalam golongan kayu mantri,, dan digunakan dalam membuat lambang atau ige-ige.

Dari semua paparan mengenai jenis kayu yang digunakan dala pembuatan perumahan tradisional Bali, pada umumnya masyarakat Bali memilih kayu berdasarkan wangi dari kayu, kekokohan kayu tersebut, serta faktor agama yang sangat memiliki peranan penting.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar