Selasa, 15 Maret 2011

VERTIKULTUR

oleh
Alit Adi Sanjaya



Konsep Dasar Vertikultur
Vertikultur bisa diartikan sebagai budi daya tanaman secara vertikal sehingga penanamannya dilakukan dengan menggunakan sistem bertingkat. Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal . Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan bertanam secara vertikultur. tergantung kepada model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan pembuatannya mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan di rumah-rumah. Sistem tambahan yang memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem hidroponik atau drive irrigation (irigasi tetes) (Temmy, 2003).
Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture. Secara lengkap, dibidang budi daya tanaman, arti vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam diruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat (Temmy, 2003). Marsema Kaka Mone (2006), menjelaskan bahwa vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal. Teknik ini berawal dari ide vertical garden yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat dinegara Eropa yang beriklim subtropis. Awalnya, sistem vertikultur digunakan untuk memamerkan tanaman ditanam umum, kebun, atau didalam rumah kaca (green house).
Setelah ide vertical garden dilontarkan, pemilik rumah kaca komersial di Guernsey ( The Cannel Islands) dan di inggris mengadaptasi teknik ini untuk memproduksi strowberi. Bahwa taman vertikal tersebut dapat dibuat dan ditanami jenis tanaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemiliknya. Lebih lanjut Temmy (2003), menjelaskan jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran, dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas.
Selain dibudidayakan dengan media tanam umum, teknik ini juga berkembang dengan mengadopsi cara pemberian hara bersamaan dengan air siraman melalui irigasi tetes (drip irrigation) atau pengaliran secara kontinu (hidroponik). Selain  itu, dapat juga digunakan beberapa teknik penanaman terbaru seperti sistem air oponik atau sistem vertigro. Sistem airoponik adalah pengabutan unsur hara kearah sistem perakaran.

Manfaat Bertanam secara Vertikultur
vertikultur sebagai salah satu teknik bertanam memiliki beberapa manfaat baik dilihat dari unsure seni, unsure kesehatan, maupun unsure perdagangan.
a. unsure seni
·   Dapat memenuhi kebutuhan rohani
·    Untuk ketentraman jiwa si pemilik
·     Untuk memuaskan bathin bagi orang yang melihatnya.
·     Lebih bersifat psikologis
b. Unsur kesehatan
·         Penting untuk kebutuhan jasmani
·         Sebagai sumber vitamin dan mineral
·         Untuk memenuhi kebutuhan keluarga
·         Sebagai sumber ptotein nabati
·         Berdampak pada fungsi fisiologis tubuh
c. Unsur perdagangan
·         Hasilnya dapat diperjualbelikan
·         Bermanfaat sebagai mata pencaharian penduduk.

Kelebihan dan Kekurangan Bertanam secara Vertikultur
Sistem bertanam secara vertikultur memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya dapat ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, sedangkan kekurangannya adalah struktur awalnya membutuhkan investasi yang cukup besar dan sistem ini rawan dari serangan penyakit. Kekurangan yang disebabkan rawannya serangan penyakit dapat di atasi dengan teknik budi daya yang tepat. Sementara itu, kebutuhan investasi yang cukup besar terletak dalam pembangunan struktur rumah plastik. Namun, sistem ini dapat dimodifikasi untuk keperluan skala rumah tangga, sehingga biayanya pun dapat disesuaikan. Contohnya, dengan menempatkannya di teras atau pekarangan yang kondisinya sesuai dengan pertumbuhan tanaman, sehingga tidak memerlukan struktur rumah plastik. Karena sebagian  besar sistem vertikultur dimanfaatkan dirumah-rumah, pengendalian hama penyakit tanaman harus dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan penghuninya. Pengendalian hama penyakit secara terpadu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif, yakni menggunakan pestisida alami, sterilisasi media tanam, pengelolaan air dan sistem drainase yang tepat, serta menjaga kelembapan disekitar tanaman.

Kelebihan Teknis dan Ekonomis
Sistem bertanam secara vertikultur memiliki beberapa kelebihan, baik dari segi teknik maupun ekonomi. Namun memiliki dua kekurangan, dari segi investasi dan teknik budi daya. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan sistem vertikultur jika ditinjau dari segi teknik sebagai berikut:
a.    Kelebihan teknis vertikultur
1.        Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan penanaman di lakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat ke atas. Populasi tanaman juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2.        Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian pestisida yang dapat mencemari sayuran dan mengganggu kesehatan. Sayuran yang dihasilkan lebih alami, bebas pestisida, dan dapat dikonsumsi dalam kondisi sangat segar.
3.        Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena jumlah media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup disekitar perakaran tanaman saja dan dalam struktur wadah terbatas. Selain itu, penyiangan tumbuhan pengganggu atau gulma dapat dikurangi.
4.        Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan bahan yang tersedia.
5.        Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah tidak dipakai seperti, pipa paralon, talang air, bambu, kayu, anyaman bambu, pot plastik, atau botol bekas kemasan air mineral.
6.        Mudah dipelihara sehingga dapat dilakukan dalam waktu senggang.
7.        Dapat menambah nilai estetika lahan pekarangan karena keindahan struktur vertikal yang berisi berbagai jenis tanaman.
8.        Dapat dipindah-pindah sesuai dengan keinginan. Syaratnya kebutuhan cahaya matahari, kelembapan udara dan temperatur yang sesuai dapat terpenuhi .
9.        Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis karena investasi bangunan unit vertikultur dan media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali penanaman.
10.    Sayuran yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi karena bebas dari penggunaan pestisida kimiawi. Apalagi masyarakat sekarang ini sudah memiliki kesadaran yang semakin tinggi terhadap tingkat kesehatan dan kebersihan produk-produk pertanian.
11.    Kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi. Populasi yang banyak akan menghasilkan produksi persatuan luas lebih tinggi. Pemakaian pupuk dan pestisida alami yang digunakan akan meningkatkan kualitas produksi.
12.    Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini dipakai untuk diproduksi sayuran atau tanaman obat secara komersial.

b.    Kelebihan  Ekonomis Vertikultur
Asumsi- asumsi yang digunakan untuk melihat aspek  ekonomis vertikultur sebagai berikut.
1.        Bangunan vertikultur yang digunakan adalah model sederhana dengan produksi setiap unit sekitar 40 tanaman.
2.        Kebutuhan konsumsi setiap hari  dua ikat sehingga selama satu  bulan dibutuhkan 60 ikat atau sama dengan 180 tanaman.
3.        Kebutuhan 180 tanaman bisa dipenuhi dengan menyediakan 5 unit bangunan vertikultur.
4.        Pengeluaran untuk upah tenaga kerja tidak ada karena semua kegiatan dilakukan sendiri.
Bangunan vertikultur bisa digunakan beberapa kali. Sistem penanaman dilakukan secara rotasi atau bergilir dengan selang tanam 7 hari. Dengan sistem seperti ini diharapkan sayuran bisa dipanen setiap hari tanpa ada penumpukan hasil panen. 

3 komentar: