Minggu, 20 Maret 2011

TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF

oleh
Alit Adi Sanjaya




Pendahuluan

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diperoleh siswa kemudian bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran siswa. Berlandaskan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil belajar. Gagne (1985 : 67) menyatakan untuk terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Ini bertujuan antara lain merangsang ingatan siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa belajar materi yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa menghubungkan pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang baru. Para pendidik perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakekat belajar dan pembelajaran. Berbagai teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, kontruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi-sosiokultural, dan kecerdasan ganda, penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi. Masing-masing teori memiliki kelemahan dan kelebihan yang membedakan antara satu teori dan teori yang lain.

Pembahasan
Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahaman tentang ituasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalampikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Teori Perkembangan Piaget
 Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
a.       Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana.
b.      Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata.
c.       Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)  
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
d.      Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya.

Teori Perkembangan Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahapan yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enaktif, ikonik dan simbolik.
1.      Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami ligkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik.
2.      Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
3.      Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.

Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu: pertama, tindakan pembentukan konsep. Kedua, tindakan pemahaman konsep. Artinya langkah pertama merupakan pembentukan konsep, kemudian baru pemahaman konsep.

Teori Belajar Bermakna Ausubel
Menurut konsep Ausubel, dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan kongkret. Advance organizers yang juga dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. Konsepsi dasar mengenai struktur kognitif inilah yang dijadikan landasan teoritik dalam mengembangkan teori-teori pembelajaran. Beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pembelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, antara lain: hirarhki belajar, analisis tugas, subsumptive sequence, kurikulum spiral, teori skema, web teaching, dan teori elaborasi.

Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pangalaman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Sedangkan Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu.

Simpulan
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Menurut Piaget, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap pekembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Sementara Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika sseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar