Oleh
Alit Adi Sanjaya
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorpsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar di bedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya.
Jaringan epitel terdiri atas satu atau banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung. Sedangkan pada bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat di sepanjang sisi organ. Jaringan epitel dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu:
- Epitelium satu lapis (simple epithelium). Epitel ini terdiri atas sel-sel berbentuk pipih (squamous), kubus (cuboidal), dan silindris (columnar). Epithelium pipih selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epitel berbentuk kubus banyak ditenukan pada kelenjar tiroid. Epitel berbentuk silindris banyak ditemukan pada lambung dan usus.
- Epitelium berlapis banyak (sratified epithelium). Jenis epitel ini di bentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kuboid atau silindris. Epithelium ini banyak ditemukan pada kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epithelium ini dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang yang disebut epithelium transisional. Epitel transisional ini dapat ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria). Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar