Kamis, 31 Maret 2011

TIRTA YATRA KE PURA LEMPUYANG LUHUR

oleh
Alit Adi Sanjaya

Lempuyang Luhur merupakan salah satu pura Sad Khayangan yang ada di pulau Bali. Pura Lempuyang terletak di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Keunikan Pura ini adalah terletak di atas bukit dengan ketinggian lebih dari 1000 meter dpl.  Untuk mencapai puncak pura ini, pengunjung (baca: pemedek) harus melewati perbukitan dengan menaiki tangga. Terdapat 4 pura yang harus dilewati, yakni Pura Penataran, Pura Telaga Mas, Pura Lempuyang Madya, dan Pura Lempyang Luhur.

Pada tanggal 26 Maret 2011, HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha mendapat kesempatan untuk Tangkil ke Pura Lempuyang. Pemberangkatan dari kota Singaraja pada pukul 06.45 (ngaret lebih dari 1 jam), dan sampai di Pura Penataran pukul 09.30.  Berikut disajikan beberapa foto mengenai perjalanan kami di Pura Lempuyang.

Inilah pemandangan yang dapat dilihat dari puncak bukit ketika 
mendaki menju ke Pura Lempuyang


 Ini merupakan Pura Penataran yang merupakan pura pertama sebelum menuju
ke pura selanjutnya


 Pemandangan yang sangat bagus dilihat dari
Pemedal agung Pura Penataran


 Ini Merupakan Pemedal Agung di Pura Penataran
yang melambangkan konsep Tri Murthi


Pura Telaga Mas merupakan Pura Kedua 
sebelum menuju ke Pura Puncak


Pura Pempuyang Madya sebelum 
menuju ke Pura Lempuyang Luhur


 Inilah depan Pura Lempuyang Luhur, 
dimana Penulis menyempatkan diri untuk berfoto

Pemedek menuju ke pura Lempuyang Luhur

Bambu Keramat yang berisi Tirta untuk kelengkapan
Persembahyangan. (penulis menyempatkan diri untuk berfoto)

Kekusyukan pemedek untuk menghaturkan bakti kepada 
Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Perjalanan menuju ke Pura Lempuyang. 
Nampak disekeliling terdapat tanaman dan para pemedek

Antusiasme Pemedek untuk mendaki menuju ke Pura Lempuyang Luhur

Kekusyukan pemedek menghaturkan persembahyangan 
di Pura Lempuyang Madya

Tampak pemedek dengan tenang melakukan kegiatan 
persembahyangan di Pura Lempuyang luhur

Pemedek nunas tirta setelah selesai prosesi persembahyangan

Inilah rekan-rekan Asterias forbesi (semseter VIII angkatan 2007) 
sebelum berangkat menuju ke Pura Lempuyang

Ini juga tampak rekan-rekan Asterias forbesi dengan wajah yang 
tenang berfoto sebelum permberangkatan

 Salah satu Anggota HMJ Pendidikan Biologi 
menghaturkan sesajen di Pura Penataran


Kembali berfoto bersama dosen pendamping 
(Prof. Dr. I Made Sutajaya, M.Kes) 
(tampak no 6 dari kanan berdiri)

SPERMATOGENESIS & OOGENESIS

Oleh
Alit Adi Sanjaya





Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan,2002). Oleh karena itu terdapat dua macam gamet, yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis )yaitu: spermatogenesis dan oogenesis.

Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur  yang disebut oogenia (jamak; oogonium).  Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.

Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.

Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam-macam ovum. Ovum biasanya dibeda-bedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya, yaitu

1.      Alecithal : telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini hamper tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
2.      Isolecithal (homolecithal) : ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
3.      Telolecithal : ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4.      Sentrolecithal : pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah-tengah ovum, misalnya ovum insekta.

 Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput-selaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam:
  1. Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran ini terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus (pada saat terjadi fertilisasi membran vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut membran fertilisasi). Pada kebanyakan telur-telur hewan laut yang bertipe homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang-benang halus protoplasma.
  2. Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel-sel folikel yang mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
  3. Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan kelenjar-kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu:

·         lapisan albumin
·         membran cangkang (shell membran)
·         cangkang dari zat kapur (calcareous shell)

Berbeda dengan proses oogenesis pada hewan betina, pada hewan jantan memenuhi proses pembentukan sperma yang dikenal dengan istilah spermatogenesis. Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran sperma. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah matang secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan sisanya membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak spermatogonium.

Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel-sel sertoli. Sel sertoli merupakan tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus. 

Senin, 28 Maret 2011

FITOREMEDIASI (PHYTOREMEDIATION)

Oleh
Alit Adi Sanjaya



Pratomo dkk (2004), menyebutkan bahwa salah satu metode penurunan toksisitas atau mobilitas logam berat yang aplikatif baik secara ex situ maupun in situ, mudah pengerjaannya, relatif murah dan bersahabat dengan lingkungan adalah teknik fitoremediasi.
Istilah fitoremediasi berasal dari kata Inggris phytoremediation; kata ini sendiri tersusun atas dua bagian kata, yaitu phyto yang berasal dari kata Yunani phyton ("tumbuhan") dan remediation yang berasal dari kata Latin remedium (menyembuhkan"), dalam hal ini berarti juga ("menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau kekurangan") (Anonimous, 1999). Dengan demikian fitoremediasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik.
Fitoremediasi yaitu dengan penggunaan tanaman hijauan untuk memindahkan, menyerap, dan atau mengakumulasikan serta mengubah kontaminan yang berbahaya menjadi tidak berbahaya (Arsyad dan Rustiadi, 2008). Rosiana dkk (2007) menjelaskan fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan, mikroorganisme untuk meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan, karena tanaman mempunyai kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan fitochelator. Konsep memanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremediasi tanah yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dalam teknik pengolahan limbah. Fitoremediasi dapat diaplikasikan pada limbah organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Fitoremediasi dapat dibagi menjadi fitoekstraksi, rizofiltrasi, fitodegradasi, fitostabilisasi, fitovolatilisasi. Fitoekstraksi mencakup penyerapan kontaminan oleh akar tumbuhan dan translokasi atau akumulasi senyawa itu ke bagian tumbuhan seperti akar, daun atau batang. Rizofiltrasi adalah pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap, mengendapkan, dan mengakumulasi logam dari aliran limbah. Fitodegradasi adalah metabolisme kontaminan di dalam jaringan tumbuhan, misalnya oleh enzim dehalogenase dan oksigenase. Fitostabilisasi adalah suatu fenomena diproduksinya senyawa kimia tertentu untuk mengimobilisasi kontaminan di daerah rizosfer. Fitovolatilisasi terjadi ketika tumbuhan menyerap kontaminan dan melepasnya ke udara lewat daun; dapat pula senyawa kontaminan mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun (Anonimous, 1999).
Keuntungan utama dari aplikasi teknik fitoremediasi dibandingkan dengan sistem remediasi lainnya adalah kemampuannya untuk menghasilkan buangan sekunder yang lebih rendah sifat toksiknya, lebih bersahabat dengan lingkungan serta lebih ekonomis. Kelemahan fitoremediasi adalah dari segi waktu yang dibutuhkan lebih lama dan juga terdapat kemungkinan masuknya kontaminan ke dalam rantai makanan melalui konsumsi hewan dari tanaman tersebut (Pratomo dkk, 2004).
Hidayat dkk (2004), menyatakan bahwa sejumlah tumbuhan terbukti dapat beradaptasi terhadap lingkungan marginal dan esktrim seperti tanah limbah yang banyak terkontaminasi zat-zat beracun dan memiliki kualitas fisik, kimia maupun biologis sangat rendah. Diantara tumbuhan tersebut bahkan ada yang memiliki toleransi tinggi sehingga mampu menyerap dan mengakumulasi logam kontaminan di dalam jaringannya. Potensi ini sangat penting dan berguna untuk dimanfaatkan sebagai mediator pembersih tanah dan perairan yang tercemar. Berikut ini disajikan simulasi bagaimana suatu tanaman dapat menyerap bahan pencemar yang ada di dalam tanah dan mengubahnya menjadi bahan/zat yang tidak berbahaya.


Kamis, 24 Maret 2011

PEMBELAJARAN INOVATIF (MODEL KOOPERATIF)

oleh
Alit Adi Sanjaya



Belajar merupakan proses internal, tindakan dan perilaku yang kompleks. Proses belajar adalah aktualisasi dari unsur-unsur kognitif, afektif dan psikomotorik yang tertuju pada bahan belajar tertentu sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang meliputi unsur-unsur tersebut. Adapun inovasi berarti memperkenalkan suatu gagasan maupun teknologi baru. Inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.  Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Pembelajaran inovatif merupakan salah satu jenis atau model pembelajaran yang senantiasa diberikan kepada para siswa dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan atau inovasi-inovasi dengan tujuan untuk menghindarkan para siswa dari kebosanan belajar.
      Melalui pembelajaran inovatif ini, diharapkan guru sebagai tenaga pengajar mampu membuat inovasi-inovasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dengan ini para siswa akan lebih mudah untuk menyerap dan menguasai materi yang telah ditetapkan dalam tujuan pengajaran. Pembelajaran inovatif memiliki banyak model atau jenis pembelajaran, diantaranya adalah pembelajaran kooperatif.
      Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat tetapi heterogen untuk menghasilkan pemikiran dan tantangan miskonsepsi sebagai unsur kuncinya (Slavin, 1994 dalam Wahyu Widada, 1998). Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan pada paham kontruktivisme yang mengasumsikan bahwa siswa akan lebih mudah mengkontruksi pengetahuannya, lebih mudah menemukan dan memahami pemecahan konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan temannya (Erni Maidyah, 1999 dalam Nur, 1998). Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa diberikan dua macam tanggung jawab yang harus mereka laksanakan. Pertama, semua siswa terlibat dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Kedua, meyakinkan bahwa semua anggota dalam kelompok mengerti dan memahami tentang tugas yang diberikan. Dengan demikian para siswa dapat meyakinkan dirinya, bahwa hasil yang akan diperoleh mempunyai manfaat bagi diri mereka dan siswa lainnya dalam kelompok yang bersangkutan. Siswa yakin tujuan belajar mereka akan tercapai jika dan hanya jika temannya telah mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. 
     Tujuan dibentuknya kelompok kecil dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan peluang kepada siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
  1. Setiap anggota dalam kelompok memiliki peran.
  2. Terjadi interaksi langsung dalam antar anggota kelompok.
  3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya.
  4. Guru membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok.
  5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
      Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran. Pertama, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, penerimaan secara luas perbedaan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Ketiga, memberikan peluang kepada para siswa untuk belajar keterampilan-keterampilan dalam bekerja sama dan berkolaborasi. Berikut ini ditayangkan beberapa foto yang memperlihatkan bagaimana kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model koopertaif. Terlihat dalam foto antusiasme siswa dan guru (penulis) dalam melaksanakan pembelajaran. 







TEAM TEACHING (MENGAJAR BERKELOMPOK)

oleh
Alit Adi Sanjaya



 Konep Dasar Pengajaran Team Teaching
         Metode mengajar beregu (team teaching) merupakan suatu metode mengajar dimana pendidiknya (guru) jumlahnya lebih dari satu orang, dimana masing-masing pendidik ini akan mempunyai tugas tertentu. Biasanya dari beberapa guru ini akan ditunjuk satu orang sebagai kordinator. Tugas dari koordinator ini adalah untuk mengkoordinir dan mengkoordinasikan segala sesuatu yang akan menjadi visi dan misinya selama mengajar. Adapun cara pengujiannya adalah, setiap dari pendidik akan membuat soal, kemudian soal-aoal tersebut akan digabung dengan pendidik yang lain. Untuk ujian secara lisan, maka caranya adalah setiap siswa yang akan diuji harus langsung berhadapan team pendidik tersebut, dimana setiap team pendidik akan memberikan soal yang berbeda. Metode team teaching ini bermanfaat untuk memberikan pelayanan pengajaran yang lebih variatif pada siswa. Sistem ini dilakukan dengan cara menugaskan dua guru atau lebih untuk mengajar satu bidang mata studi pada siswa pada satu kelas. Dengan adanya team pengajar lebih dari satu orang ini, maka para siswa akan dapat lebih leluasa untuk menggali informasi lebih yang berhubungan dengan pelajaran yang bersangkutan.
          Tujuan dari metode pengajarn team teaching ini adalah untuk dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Selain itu, metode team teaching ini juga bermanfaat untuk bisa mengganti guru yang sewaktu-waktu berhalangan hadir untuk memberikan materi sebagai bahan pembelajaran kepada para siswa. Jadi disini guru harus bisa menguasai atau mengetahui bidang ilmu lain selain yang biasa diajarkannya. Dalam penerapannya, pendamping dapat berperan sebagai salah satu anggota team teaching, sebagai pengamat atau sebagai model.
         Sasaran utama dari pelaksanaan metode pengajaran team teaching ini adalah siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Hal ini dikarenakan untuk dapat meningkatkan kualitas kelulusan siswa, soal-soal ujian nasional yang pada umumnya berasal dari materi baik dari kelas satu, kelas dua maupun kelas tiga, sehingga untuk mengajarkan siswa kelas tiga maka diperlukan guru kelas satu maupun guru kelas dua selain guru kelas tiga untuk mengajarkan materi tersebut. Disinilah peranan dari metode team teaching untuk dapat memudahkan siswa untuk mencerna materi yang diajarkan.
Alasan-alasan kenapa team teaching ini perlu dalam proses pembelajaran adalah:
1.      Perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran secara bersama, tidak berpikir tersendiri – terisolasi
2.      Kecenderungan berkembangnya kebutuhan bekerja sama, berkolaborasi dan perkembangan unsur-unsur materi yang relevan
3.      Pembinaan karier, hubungan kolegial antar guru, utamanya guru yunior dan senior secara akademis
4.      Semakin berkembangnya model-model pembelajaran yang memerlukan telaah teori dan praktek secara ber tim – bersama

Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Teaching
         Dalam penerapan metode pengajaran team teaching ini, diperlukan langkah-langkah untuk dapat terlaksana dengan baik. Secara umum, dapat dibagi menjadi empat langkah yaitu: pengumpulan data, pres test, treatment, dan post test. Adapun deskripsi tentang langkah-langkah pelaksanaan team teaching adalah sebagai berikut;

 1). Pengumpulan data
         Data disini adalah nilai siswa yang didapat dari hasil try out atau hasil ulangan semester satu, kemudian nilai tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah, untuk siswa kelompok sedang tidak diberikan tambahan layanan intesif karena dianggap dalam posisi yang tidak mengkhawatirkan mereka dianggap mampu dalam mengerjakan soal-soal ujian, sedang kelompok tinggi dan kelompok rendah diberikan tambahan layanan intensif dengan pertimbangan, siswa kelompok tinggi diharapkan mampu memperoleh nilai maksimal bahkan nilai sempurna 10, hal ini memungkinkan karena bentuk soal ujian adalah multiple choice sedang kelompok rendah diharapkan bisa lulus dari batas nilai minimal yang distandarkan pemerintah.

2). Pre test
         Pada tahap ini pemberian pre test dimaksudkan untuk mengetahui materi-materi apa yang tidak dikuasai oleh siswa terutama materi essensial (materi yang sering muncul pada soal-soal UAN) sehingga guru dapat menyiapkan materi tersebut yang akan disampaikan melaui pembahasan atau latihan soal.
3). Treatment
         Pada kelompok rendah dibagi lagi menjadi sub kelompok yang terdiri dari delapan sampai sepuluh siswa untuk tujuan efektifitas. Karena kalau jumlah siswa terlalu banyak guru tidak dapat mengakomodasi dengan baik. Tiap sub kelompok di fasilitasi oleh seorang guru, mengerjakan soal dan mendiskusikannya besama-sama atau secara individu. Hal yang sama juga dilaksanakan pada kelompok tinggi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga atau empat kali pertemuan.

4). Post test
         Setelah mendapatkan beberapa kali treatment siswa dilihat pencapaian prestasinya melalui pos test yang dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana perolehan siswa setelah diberi treatment secara intensif dengan menggunakan metode Team Teaching apakah ada peningkatan atau tidak, berdasarkan pengalaman yang telah diterapkan oleh penulis, bahwa metode team teaching bisa meningkatkan perolehan nilai siswa dalam menghadapi ujian akhir nasional. Tentunya ini adalah salah satu dari sekian banyak metode yang diharapkan bisa dijadikan referensi oleh pembaca. Pada prinsipnya komitmen tinggi dan niat yang tulus dari seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas pribadi adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan generasi masa depan yang siap bersaing di era global. 

Cara Penataan Kelas Dalam Penggunaan Model Pengajaran Team Teaching.
            Dalam implementasi model pengajaran team teaching, perlu diadakan penataan kelas supaya dalam pelaksanaannya dapat tercapai dengan optimal. Disini penulis akan memberikan beberapa model penataan kelas yang dapat diaplikasikan. Ada enam model pengajaran team teaching yang masing-masing mempunyai karakteristik tertentu, misalnya dalam satu kelas ada satu orang guru atau sampai ada empat guru dalam satu kelas. 




Secara umum, metode pengajaran dengan team teaching ada dua macam yaitu semi team teaching dan team teaching penuh.

 1. Semi Team Teaching :
Tipe 1     = Sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati bersama-sama.
Tipe 2a   =  Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru, bergantian dengan pembagian tugas-materi dan evaluasi oleh guru masing-masing. Setiap guru akan menetukan materi atau bahan ajar dan menyajikannya sendiri, mengevaluasi dengan sendiri-sendiri, kemudian hasil evaluasi akan digabung dengan guru yang lain.
Tipe 2b   =  Satu mata pelajaran  disajikan oleh  sejumlah guru, perencanaan materi dilakukan secara bersama-sama, kemudian pelaksanaan dengan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan. Evaluasi dapat dikakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.

 2. Team Teaching Penuh
Tipe 3     =  Satu tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu dan kelas sama, pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu secara bersama. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara bersama dan sepakat.

Variasi team teaching Penuh
1.      Pelaksanaan bersama, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, seorang guru membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual
2.     Anggota tim secara bergantian menyajikan topik/materi. Diskusi / tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim
3.      Seorang guru (senior) menyajikan langkah – latihan, observasi, praktek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok, setiap kelmpk dipandu seorang guru (tutor, fasilitator, mediator). Akhir perkuliahan masing-masing kelompok menyajikan laporan (lisan/tertulis) dan ditanggapi bersama serta disimpulkan bersama.

 Dalam mengimplemetasikan team teaching, ada beberapa kunci untuk mencapai kesuksesan. Adapun kunci kesuksesan resebut adalah:
  1. Memiliki kemauan, komitmen dlm team teaching, bukan terpaksa
  2. Menyadari adanya keterbatasan (pengetahuan, waktu, komunikasi) pada dirinya
  3. Mau memberi kepercayaan kepada orang lain dan memegang kepercayaan orang lain (saling percaya)
  4. Mengalami bekerja dalam satu tim
  5. Memiliki pribadi yang sehat, terbuka,  emosional, tidsk mudah putus asa
  6. Mampu berkomunikasi efektif
  7. Mampu mengembangkan bidang keahlian atau bidang lain



Senin, 21 Maret 2011

THALLOPHYTA (TUMBUHAN TALUS)

oleh
Alit Adi Sanjaya



Secara umum divisi Thallophyta dimasukkan ke dalam kingdom protista. Nama protista secara harafiah berarti “yang paling pertama” meskipun secara evolusi kekerabatannya sama sekali tidak jelas. Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kingdom protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler), tetapi sel-sel tersebut sederhana dan tidak membentuk jaringan. Selnya bersifat eukariotik artinya inti sel memiliki membran inti dan system endomembran.

Sesuai dengan namanya, semua organisme yang masuk ke dalam divisi Thallophyta memiliki ciri utama, tubuh berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam 3 bagian utama yaitu akar, batang dan daun. Perkambangbiakan terjadi secara vegetatif maupun generatif. Pembentukan spora dalam organ-organ dinamakan sporangium. Sedangkan perkembangbiakan seksual terjadi melalui peleburan gamet-gamet yang terbentuk dalam organ-organ yang disebut gametangium. Berdasarkan ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya itu, divisi Thallophyta dibedakan dalam 3 anak divisi yaitu :
  1. Ganggang (Algae)
  2. Jamur (Fungi)
  3. Lumut kerak (Lichenes)

1.      Anak divisi : Algae (tumbuhan ganggang)
Ganggang (Algae) banyak ditemukan di air tawar, air laut ataupun di tempat-tempat lembab. Bentuk tubuh ganggang ada yang bersel satu dan ada yang tersusun atas banyak sel. Ganggang yang multiseluler ada yang berbentuk seperti benang, lembaran, dan koloni sel-sel. Ganggang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati, namun ada sebagian ganggang laut memiliki bentuk yang menyerupai akar.
Anak divisi ganggang dapat di bagi menjadi 7 kelas yaitu :
·    Kelas Flagellata
·    Kelas Diatomeae
·    Kelas Chlorophyceae
·    Kelas Conjugatae
·    Kelas Charophyceae
·    Kelas Phaeophyceae
·    Kelas Rhodophyceae

v  Kelas Flagellata
Flagellata adalah kelompok ganggang yang menyusun plankton, bersel tunggal, mempunyai inti yang sungguh dan dapat bergerak aktif karena memiliki bulu cambuk (flagela). Beberapa jenis yang bersifat ameboid tetapi sebagian besar jenis Flagellata bersifat autotrof artinya dapat membuat makanan sendiri. Hanya sebagian kecil yang bersifat heterotrof. Sel-sel Flagellata mempunyai vakuola berdenyut dan memiliki suatu bintik merah seperti mata yang dinamakan stigma.
Flagellata dapat memperbanyak dirinya dengan cara:
    1. Aseksual : yaitu dengan membelah membentuk poros.
    2. Seksual   : yaitu dengan membentuk isogamet.

Flagellata dibagi dalam beberapa bangsa, berdasarkan kromatofora, jumlahnya dan susunan bulu cambuk, dan macam-macam zat-zat cadangan yaitu :

Ø  Bangsa Chrysomodales
Sel-sel yang dimiliki oleh bangsa Chrysomodales mempunyai klorofil dan karoten, flagella 2, heterokon yang penjang dengan rambut-rambut yang mengkilap.
Bangsa Chrysomodales terdiri dari beberapa marga diantaranya :
a.       Syncrypta, memiliki ciri-ciri yaitu sel-selnya merupakan koloni yang berbentuk peluru.
b.      Dinobryon, memiliki ciri : hidup di dalam air tawar, sel-selnya dikelilingi oleh benda berbentuk seperti piala yang terdiri atas selulosa.
c.       Coccolithinae, memiliki cirri : hidup di dalam air laut dan mempunyai selaput dari kapur. Contohnya, Calyptrosphera insignis.
d.      Silicoflagellata, hidup di dalam air laut dandinding selnya berkersik. Contohnya : Distephanus speculum.

Ø  Bangsa Heterochloridales
   Bangsa ini memiliki ciri-ciri: sel-selnya mempunyai klorofil a dan banyak xantofil sehingga berwarna kuning coklat. Bangsa Heterochloridales memiliki cirri-ciri yang hampir sama dengan bangsa Chrysomodales. Yang tergolong ke dalam bangsa Heterochloridales adalah Ankylonoton pyreniger, Chloromeson agile dan Myxochloris.

Ø  Bangsa Cryptomonadales
      Bangsa Cryptomonadales memiliki ciri umum yaitu flagel berbentuk pita tanpa sista, beberapa jenis tampak berwarna merah karena kromatoforanya mengandung fikosianin dan fikoeritrin.

Ø  Bangsa Dinoflagellatae
      Bangsa ini memiliki ciri yaitu, kromatoforanya banyak, berwarna kuning coklat, mengandung karotenoid dan klorofil. Hasil asimilasi berupa tepung atau minyak, flagel 2 berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Perkembangbiakannya secara vegetatif dan seksual. Secara vegetatif, dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel mempunyai panser, maka selubung itu akan pecah. Dapat pula protoplas membelah membujur, sehingga keluar 2 sel telanjang yang dapat mengembara yang masing-masing akan membuat panser lagi. Secara seksual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain. Beberapa anggota Dinoflagellata antara lain : Cetarium tripos, Peridium divergens dan Nostiluca miliaris yang dapat membahayakan.

Ø  Bangsa Euglenales
      Bangsa ini hidup di air tawar dalam kolam atau tempat-tempat yang berlumpur, sel-selnya telanjang, bentuk bulat memanjang, pada bagian muka terdapat satu bulu cambuk dengan rambut-rambut mengkilap pada satu sisi saja. Kromatofora berwarna hijau mengandung klorofil a dan b, sebagai hasil asimilasi terdapat paramilon yang menyerupai zat tepung. Yang tergolong dalam bangsa Euglenales yaitu : Euglena viridis dan Euglena gracilis.

Ø  Bangsa Protochloridales
      Bangsa ini memiliki flagella yang berwarna hijau, hidup di dalam air tawar, kloroplas berbentuk seperti tong, mengandung klorofil a dan b, dengan pirenoid dan tepung. Organisme ini mempunyai bintik mata merah, satu bulu cambuk yang opistokon tanpa rambut-rambut mengkilap. Yang tergolong ke dalam bangsa ini adalah : Pedinomonas tuberculata.

Ø  Bangsa Volvocales
      Bangsa ini memiliki warna hijau, mempunyai klorofil a dan b mempunyai 2-8 bulu cambuk yang isokon, apical jarang disamping dan hampir selalu mempunyai rambut-rambut mengkilap pada bulu cambuknya. Volvocales berkembang biak secara aseksual (pembelahan sel) dan seksual, hidup dalam air tawar, terpencar amat luas dan merupakan salah satu penyusun plankton. Volvocales terbagi ke dalam 2 suku yaitu :
ü  Suku Polyblepharidales misalnya : Polyblepharidales.
ü  Suku Clamydomonadaceae misalnya Chlamydomonas.
Diantara Flagellata ada yang tidak berwarna misalnya : Protomonadinae, termasuk didalamnya Trypanosoma yang hidup dalam darah serta usus manusia dan hewan yang menimbulkan penyakit tidur.

Kelas Diatomeae (Ganggang Kersik)
Diatomeae atau Bacillariophyta adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat dengan Flagellata. Sel diatom memiliki inti dan kloroplas berwarna coklat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau coklat tua.
Ciri-ciri umum Diatomae :
ü  Talus bersel satu, strukturnya terdidri atas dua bagian yaitu wadah atau kotak disebut hipoteka dan tutupnya epiteka. Diantara kotak atau tutup terdapat rafe atau celah dan dindingnya mengandung kersik.
ü  Inti sel berada di pusat sitoplasma
ü  Kloroplasnya memiliki bentuk yang bervariasi (cakram huruf H, periferal dan pipih).
ü  Pigmen fotosintesisnya adalah klorofil a, klorofil c, b-karoten, fikosantin, diatok-xantin dan diadinokxantin.
ü  Hidup di air tawar, laut dan daratan yang lembab sebagai plankton.
ü  Reproduksi secara aseksual dengan membentuk sel anakan dari kotak dan tutup yang membelah menjadi dua, dan seksual dengan oogami.
Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatoforanya berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil a, karotin, xantofil dan karotenoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Dalam sel-sel Diatomeae terdapat pirenoid tetapi tidak dikelilingi oleh tepung.
Pada Diatomeae perkembangbiakan terjadi dengan:
ü  Membelah, mula-mula protoplas membesar, tutup dan wadahnya lepas pada ikat pinggangnya. Sel lalu membelah. Masing-masing bagian pada 2 sel-sel anakan itu lalu membuat wadahnya sehingga dari tiap pembelahan terjadi 2 individu yang satu sama dengan sel induk dan yang kedua lebih kecil.
ü  Pembentukan auksospora
Perkembangan secara seksual melalui oogami, sel-sel dengan reduksi membuat gamet. Contoh-contoh kelas Diatomeae adalah Navicula dan Pinnularia.
Kelas Diatomeae dibagi dalam dua bangsa yaitu:
1.      Bangsa Centrales
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Terdapat alat-alat melayang yang berupa duri-duri atau sayap untuk memudahkan melayang di dalam air.
2.      Bangsa Pennales
Sel-selnya berbentuk jorong memanjang, berbentuk batang seperti perahu atau seperti pahat, tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah panser terdapat celah membujur yang dinamakan rafe.

Minggu, 20 Maret 2011

TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF

oleh
Alit Adi Sanjaya




Pendahuluan

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diperoleh siswa kemudian bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran siswa. Berlandaskan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil belajar. Gagne (1985 : 67) menyatakan untuk terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Ini bertujuan antara lain merangsang ingatan siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa belajar materi yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa menghubungkan pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang baru. Para pendidik perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakekat belajar dan pembelajaran. Berbagai teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, kontruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi-sosiokultural, dan kecerdasan ganda, penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi. Masing-masing teori memiliki kelemahan dan kelebihan yang membedakan antara satu teori dan teori yang lain.

Pembahasan
Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahaman tentang ituasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalampikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Teori Perkembangan Piaget
 Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
a.       Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana.
b.      Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata.
c.       Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)  
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
d.      Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya.

Teori Perkembangan Bruner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahapan yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enaktif, ikonik dan simbolik.
1.      Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami ligkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik.
2.      Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
3.      Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.

Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu: pertama, tindakan pembentukan konsep. Kedua, tindakan pemahaman konsep. Artinya langkah pertama merupakan pembentukan konsep, kemudian baru pemahaman konsep.

Teori Belajar Bermakna Ausubel
Menurut konsep Ausubel, dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan kongkret. Advance organizers yang juga dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. Konsepsi dasar mengenai struktur kognitif inilah yang dijadikan landasan teoritik dalam mengembangkan teori-teori pembelajaran. Beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pembelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, antara lain: hirarhki belajar, analisis tugas, subsumptive sequence, kurikulum spiral, teori skema, web teaching, dan teori elaborasi.

Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pangalaman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Sedangkan Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu.

Simpulan
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Menurut Piaget, kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap pekembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Sementara Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika sseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru.